Minggu, 24 Agustus 2014

Seni Jalanan

Beberapa tahun terakhir di jalanan Jakarta, jembatan layang, tembok-tembok, bahkan di perkampungan, banyak sekali ditemui karya mural yang bertutur bagaimana sebaiknya berkendara yang aman atau ajakan menjauhi konsumsi narkoba, miras atau stop tawuran warga.Itulah seni jalanan atau street art, sebuah fenomena unik di Tanah Air. Ada semangat muda dengan energi urban berdetak di sana. Tetapi tak mudah untuk memahami apa dan bagaimana sebenarnya seni jalanan itu. Terutama menelisik motif para penggiat seni memproduksi karyanya di jalanan. Seniman jalanan berbicara melalui simbol-simbol, teks, atau gambar dalam karyanya dengan ide-ide yang terkadang aneh, menggelikan, atau justru menyambung rasa empati.Tetapi pada fase tertentu, seni jalanan memang sengaja dibuat untuk merespon gejala sosial yang mendesak sekelilingnya. Tidak lagi menyoal tentang ekspresi artistik saja. Pada 2011 misalnya, ada sebuah gerakan besar street art disebut “Berbeda dan Merdeka 100%” di Jakarta.Sebuah gelombang reaksi para seniman jalanan dengan skala masif (dikampanyekan melalui jejaring atau media sosial), bahkan pengaruhnya sampai di kota-kota luar Jakarta. Mereka membuat teks stensil, wheat paste, mural, grafitti dan lainnya secara bersama-sama di berbagai tempat umum.Saat itu, mereka merespon peristiwa yang terjadi di Cikeusik, Jawa Barat, yang menyebabkan hilangnya nyawa beberapa orang karena konflik kekerasan yang mengatasnamakan agama. Seniman tergerak, menyatakan keprihatinannya dengan menyatakan bahwa menjadi merdeka adalah dengan cara menghormati keberbedaan pada lisan. Bukan menghunus dengan ancaman kekerasan, demi pilihan keyakinan yang digenggam erat-erat.Kemudian juga teks grafitti menyoal himbauan menghindari korupsi dan berlaku jujur. Ada juga peristiwa sejumlah komunitas street art mengkampanyekan Pilkada yang bersih, terpampang di sebagian jalan utama Ibukota.Publik pun bersimpati, menilai seni jalanan serta kehadirannya sebagai “megaphone” bagi ingatan kolektif mereka. Seniman jalanan saat ini dirangkul berbagai pihak, baik negara, LSM tertentu, atau organisasi-organisasi non kesenian yang ingin mengkampanyekan target-target khusus di ruang publik. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar